Ilustrasi (inet)
dakwatuna.com - Menjadi
tua adalah kepastian, namun tampil awet muda adalah pilihan dan bisa
diusahakan. Benarkah?…, begitulah tuntutan kehidupan yang makin modern
ini, banyak orang-orang berlomba untuk bisa tampil awet muda, dari usaha
yang ‘ecek-ecek’ alias abal-abal bin bau mistis sampai yang menggunakan
teknologi super canggih berharga jutaan. Yang perlu di garis bawahi
dari proses penuaan itu sendiri sebenarnya adalah apa-apa yang terjadi
di dalamnya. Sehingga ketika kita tahu awal mula terjadinya bisa
menyiasati apa yang seharusnya kita lakukan. So tidak usah membabi buta
berusaha menghentikannya, yang tentunya mengundang resiko tertentu yang
justru membahayakan diri kita.
Penuaan atau sering istilah
kerennya Aging (makanya ada cream anti agingJ) adalah akumulasi semua
perubahan yang terjadi dengan berlalunya waktu. Perubahan ini berkaitan
dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit dan berakhir
dengan kematian. Penuaan merupakan kemunduran mutu sel, karena sel yang
seharusnya sudah pensiun tidak segera digantikan oleh sel baru yang
lebih segar.
Kapan penuaan dimulai? Di usia 30an atau orang jawa
32 tahun (4 windu) proses penuaan mulai berawal. Keadaan ini di tandai
dengan proporsi sel tua (kemudian mati) lebih banyak daripada sel muda
(untuk tumbuh). Dengan semakin banyak sel menua dan mati maka tubuh
tidak mampu lagi beradaptasi memenuhi kebutuhan proses fisiologis
sehingga fungsi tubuh menurun.
Orang yang usianya sudah tua fungsi
tubuhnya menurun. Pola dan urutan proses penuaan selalu sama tapi
kecepatan menua melalui perubahan yang terjadi berbeda antar individu.
Mengapa terjadi demikian? Karena ada faktor-faktor yang berpengaruh,
langsung seperti lingkungan, pola makan, gaya hidup, dan gen.
Banyak
teori yang menguraikan tentang penuaan di antaranya teori erosi, teori
mutasi DNA, teori imunitas/kekebalan, teori hasil sisa/waste product,
teori ikatan silang dan teori radikal bebas. Namun pada pembahasan kali
ini akan lebih pada teori radikal bebas dan teori imunitas
a. Teori Radikal Bebas
Radikal
bebas adalah senyawa/molekul yang memiliki electron yang belum
berpasangan (hasil pemotongan rantai) sehingga lebih reaktif dalam
mencari pasangan/mengikat electron. Dalam hal ini radikal bebas
berpotensi merusak atau mengoksidasi berbagai zat dan sel (lipida,
membrane sel, protein, DNA dll). Kerusakan oleh radikal bebas dalam
tubuh dapat memicu timbulnya penyakit degenerative seperti jantung,
kardiovaskuler, penglihatan (katarak), dll.
Berkaitan dengan
proses penuaan radikal memegang peranan penting, dimana dalam kondisi
penumpukan radikal bebas maka akan semakin memacu terjadinya penuaan.
Radikal bebas juga termasuk salah satu penyebab kerusakan sel, selain
karena kerusakan sel yang tidak diimbangi dengan asupan antioksidan yang
mencukupi, penuaan sel juga disebabkan program genetis yang berlangsung
secara alami. Secara alami, se-sel dalam tubuh kita mengalami kecepatan
kerusakan 10% per tahun, sedangkan kecepatan perbaikannya hanya 9%.
Dengan demikian, setiap tahun tubuh kita mengalami penurunan fisiologis
1% pertahun.
Dalam hal ini penumpukan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel bisa diperkuat oleh faktor-faktor berikut:
- Konsumsi lemak jenuh berlebihan
- Jumlah paparan terhadap infeksi(sering sakit-sakitan dsb)
- Toksin, asap kendaraan bermotor, asap rokok/merokok
Namun
jangan khawatir karena selain mempunyai faktor penguat juga mempunyai
penghambat kerusakan sel sehingga bisa memperlambat penuaan di antaranya
adalah dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan,
vitamin C, Karotenoid, Vitamin E, dan mineral selenium(Se). Selain
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat-zat di atas ternyata
penumpukan radikal bebas dapat dihindari dengan mengurangi makanan
gorengan. Kontak minyak goring dengan logam panas alat penggorengan akan
merusak sifat lemak dalam minyak goreng. Akibatnya, lemak jenuh atau
tak jenuh dalam minyak goreng berubah menjadi lemak trans yang bersifat
arterosklerotik (merangsang terjadinya penyempitan pembuluh darah) dan
karsinogenik (memicu kanker).
b. Teori Imunitas
Teori ini
menyatakan bahwa kapasitas fungsional dari sistem kekebalan menurun
dengan bertambahnya umur. Dengan demikian berarti terjadi penurunan
fungsi kelenjar timus dan kerusakan sel-sel stem. Sehingga dengan adanya
peristiwa tersebut akan menyebabkan meningkatnya infeksi,
penyakit-penyakit akibat atau berkaitan dengan kekebalan, dan bahkan
kanker. Namun demikian fungsi kekebalan tubuh dapat dipertahankan dengan
olahraga, konsumsi makanan sumber vitamin A, piridoksin, ribovlavin,
hindari asap rokok, asap pembakaran yang ain (motor, mobil, sampah,
dll). Yang perlu digaris bawahi bahwa peran positif zat-zat gizi
tersebut bila ada dalam makanan sehari-hari (alami) bukan (zat
terisolasi) suplemen.
Demikian cerita singkat tentang proses
penuaan, sesuatu yang pelan namun pasti terjadi. Sebagai manusia makhluk
yang diberikan potensi lebih disbanding makhluk Allah yang lain
seharusnya lebih bijak dalam menghadapi peristiwa ini. Potensi-potensi
tersebut seperti ruh jasad, dan akal harus diberi makanan yang seimbang
sesuai kebutuhannya. Ruh butuh makan yaitu ibadah shalat, puasa, dzikir
dan ibadah-ibadah lain kepada Allah. Jasad butuh makanan bergizi
seimbang, halal dan baik. jasad juga butuh olahraga, istirahat dan
aktivitas fisik lainnya. Serta akal butuh ilmu pengetahuan agar tumbuh
normal. Ketiganya harus proporsional dalam memberi makanan tidak ada
yang boleh berlebihan di salah satu sisinya. Sehingga ketiga unsur
potensi tersebut dapat tumbuh sehat dan mendatangkan manfaat serta
barokah.
Cepat atau lambat tubuh ini pasti rusak namun akan lebih
baik jika rusaknya tubuh kita, waktu-waktu yang kita lalui untuk
beribadah, mengabdi sebagai khalifah fil ardh, dan aktivitas-aktivitas
kebaikan lainnya.
Hidup di dunia ada awal dan ada akhir, hidup
bukan sekedar pemenuhan kesenangan belaka, tapi bagaimana kualitas
berbagi saat suka dan duka. Di situlah akan kita tahu makna arti hidup
ini, layakkah kita tinggal atau meninggalkannya…
“Demi masa.
Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan
saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr 1-3)
Wallahua’lam bishawwab…
—
Pustaka:
1. Al Qur’an dan terjemahnya
2. Makul immunologi oleh Drh Idi Setiyobroto Mkes.
3. Makan Enak Untuk hidup Sehat, Bahagia, dan awet muda, Wied harry Apriadji.
4. Kumpulan materi PAI poltekkes Jogjakarta