Jutaan siswa/i SMA/MA/SMK se-indonesia serentak mengikuti UN.
Diikuti Siswa/siswi SMP/MTsN dan terus SD/MI.
Dalam 4 hari mereka mempertaruhkan nasib dan masa depan mereka. Tapi sebenarnya,
juga nasib bangsa kita ini 20 atau 25 tahun yang akan datang. Semoga
mereka semua bisa sukses dan gemilang mengikuti UN ini. Semua pihak,
orang tua, teman, keluarga, tetangga dan masyrakat serta pemerintah,
berdoa dan berharap untuk kesuksesan mereka.
Kita bangga terhadap
upaya yang serius untuk kelangsungan UN ini secara bersih dan jujur.
Semua proses berlangsung dan dikawal dengan sangat ketat oleh pihak
kepolisian dan pengawas-pengawas independen dari perguruan tinggi se
Indonesia.
Namun dibalik itu,
kita masih malu diri. Di negeri yang mayoritas Islam ini, dan merupakan
umat Islam terbesar di dunia, proses ujian di sekolah-sekolahnya mesti
dikawal oleh polisi. Ini sebuah tanparan bagi kita semua. Berarti
kejujuran kita masih dipertanyakan. Ini juga merupakan PR besar
lembaga-lembaga pendidikan, negeri dan swasta, bagaimana bisa
mengajarkan dan menanamkan karakter kejujuran kepada anak-anak didiknya.
Bila sampai 5 atau 10 tahun ke depan UN di negeri kita masih harus
dikawal oleh Polisi, berarti para pendidik dan lembaga-lembaga
pendidikan telah gagal mengajarkan kejujuran.
Akan lebih parah dan
memalukan sekali, kalau setelah proses dan pengawalan yang begitu ketat
ini, ternyata masih banyak ketidakjujuran dan kecurangan-kecurangan
berlangsung di UN. Dimana lagi anak-anak kita akan belajar kejujuran ???
0 komentar:
Posting Komentar