Rabu, 28 Maret 2012

Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak dan bukan dengan menunduk. Layang-layang diterbangkan bukan dengan wajah ke Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak dan bukan dengan menunduk.
bawah, tapi dengan menatapnya ke angkasa. Begitupula kita dalam hidup, layang-layang adalah tanda agar kita selalu percaya bahwa optimisme dimulai dengan membangun harapan bukan dengan bersedih.
Di sebuah taman kota, duduk dua orang di sebuah bangku panjang, keduanya kelihatan akrab seakan mereka baru saja bertemu setelah berpisah lama. Sesekali terdengar tawa berderai di tengah percakapan mereka, seseorang di antara mereka tampak berbicara, “Paman ada satu hal yang mengganjal dalam pikiranku, mengapa dulu kau berikan aku layang-layang saat ayah meninggal?. Bukankah benda itu tidak lazim diberikan sebagai tanda belasungkawa? Sampai kini, aku masih memikirkan maksud pemberian itu untukku”.
Sang Paman tampak mendengarkan, matanya meneliti wajah pemuda didepannya dengan seksama, “Jadi kamu masih menyimpan layang-layang itu? Pemuda itu menjawab, Ya, Aku masih mau tahu apa arti semua itu untukku. Aku kehilangan harapan saat ayah meninggal, aku masih bersedih hingga saat ini , sebab orang yang ku cintai tidak bersamaku lagi, Ayah sangat berarti buatku. Seakan semua impianku hilang saat ayah meninggal, Mata pemuda itu mulai berkaca-kaca.
Saat itu, bukanlah waktu yang tepat untuk bermain layang-layang, lalu mengapa paman memberikannya buatku? Mata sang Paman terus meneliti wajah keponakannya. “ Nak kami juga sama bersedih saat kehilangan Ayahmu, Namun janganlah kamu juga ikut berputus asa. Layang-layang itu kuberikan kepadamu, agar kamu menegakkan kepalamuu saat kamu bersedih. Pandanglah ke langit, tataplah ke angkasa. Layang-layang itu adalah sebagai pengingat , bahwa selalu ada harapan di atas sana. Layang-layang itu adalah sebagai tanda, bahwa akan selalu ada kebahagiaan yang akan turun dari Nya. Terbangkan layang-layangmu setinggi tingginya, sebagaimana kamu terbangkan segala impianmu. Tapi ingat, pegang erat benang di tanganmu, agar tak kehilangan arah dalam menggapai hasratmu.
Keduanya saling berpandangan, “Terima Kasih paman, Aku akan mengingat semua ucapan paman hari ini. Aku percaya bahwa ayah juga mendengar”. Wajah serius paman mulai mencair, dan ia kembali berpesan “Ingat nak, selalu ada harapan dari Allah di atas sana. Terbangkanlah layang-layangmu, naikkan setinggi tingginya. Pandanglah ke atas tegakkan kepalamu setiap kali bersedih, sebab Allah akan memberimu curahan rahmat dan berkah Nya dari langit.
Lelaki itu melanjutkan ucapannya, Tataplah ke angkasa, angkat kepalamu setiap kali kau merasa tak bahagia, percayalah di atas sana selalu ada Allah yang akan mendengar setiap doamu.
Teman, layang-layang adalah permainan sederhana. Walaupun saya percaya tak semua orang dapat menerbangkaanya. Layang-layang juga digemari oleh sebagian anak kecil, walaupun saya juga percaya, banyak orang dewassa yang juga memainkannya. Namun apakah layang-layang hanya berarti sebagai alat permainan, sementara ada makna tersembunyi yang seharusnya kita gali. Apakah layang-layang cuma dianggap sebagai alat pengisi waktu luang, sementara di dalamnya ada sesuatu yang berbeda?
Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak dan bukan dengan menunduk. Layang-layang diterbangkan bukan dengan wajah ke bawah, tapi dengan menatapnya ke angkasa . begitupula kita dalam hidup. Layang-layang adalah tanda agar kita selalu percaya bahwa optimism dimulai dengan membangun harapan bukan dengan bersedih. Layang-layang adalah pengingat buat kita  bahwa semangat baru akan hadir bagi merka yang berpikir positif.
Dan teman terbangkanlah layang-layang harapanmu setinggi-tingginya. Gapailah rahmat Allah di atas sana. Naikkanlah layang-layang impianmu hingga langit yang menjadi batasnya. Raihlah berkah dari Allah di atas sana. Tegakkan kepalamu. Pandanglah langit dengan sempurna. Tataplah angkasa, susuri kumpulan awan di sana. Percayalah, akan selalu ada harapan dari Allah di sana.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!