Rabu, 28 Maret 2012

Ini merupakan kisah para jari tangan kita semua, Kisah singkat yang menggambarkan perjalanan panjang dunia. Kisah bagaimana keserakahan dan keangkuhan, kisah tentang rendah hati dan kewibawaan. Kisah tentang kolosi dan korupsi, kisah tentang kejujuran dan keberanian. Sungguh Lima jari kita akan mengajarkan semuanya. Mari kita simak dan langsung kita praktekkan bersama.
Ibu jari selaku pemeran utama dalam cerita singkat ini, akan menjadi focus perhatian kita. Ibu jari tangan kita akan sangat mudah menyentuh jari kelingking kita, dari pangkalnya sampai keujung kukunya dapat terjelajah tanpa sisa, begitupula sebaliknya. Cobalah ….// Inilah gambaran orang beriman dan berilmu (ibu jari) dengan orang fakir miskin (kelingking) mereka mengajarkan kita tentang kedermawanan, kesederhanaan dan kasih saying.
Bagitupula ibu jari akan sangat mudah menyentuh jari telunjuk, bahkan mereka sangat dekat. Begitulah seharusnya seorang pemimpin (telunjuk) dengan orang yang beriman dan berilmu. Pemimpin harus terus meminta nasehat dan arahan sehingga kebijakan kita di ridhai oelh Tuhan. Begitupula sebaliknya orang beriman dan berilmu akan terus berusaha menasehati dan mendoakan pemimpin mereka. Inilah gambaran tentang nasehat menasehati, rendah hati dan kewibawaan.
Sisi yang lain, telunjuk sangatlah dekat dengan jari tengah, walau tidak semua sisi mereka bias bersentuhan, masih banyak rahasia dan juga praduga antara mereka. Mereka saling membantu mencapai tujuan bersama, namun kadang juga saling curiga dan berkhianat. Inilah adanya pemimpin (telunjuk) dengan pejabat/birokrat (jari tengah). Namun tidak begitu adanya, ketika jari tengah bertemu dengan ibu jari. Semuanya bias dengan mudah dan terselesaikan tanpa ada rahasia.
Kelingking merupakan jari yang paling termarginalkan, ia hanya leluasa dengan ibu jari. Kelingking dekat tapi jauh dengan jari manis, sangat jauh dan sangat susah bersentuhan dengan jari tengah, juga sulit untuk bertemu dengan telunjuk. Orang miskin akan selalu di pinggirkan, kecuali ketika kelingking bisa bersama dengan ibu jari.
Jari manis adalah selaku pengusaha/orang kaya. Dari semua jari hanya dengan ibu jari ia mudah berinteraksi, sedangkan dengan yang lain rada susah. Jari manis sangatlah dekat dengan jari tengah, dan kelingking, tapi keduanya dekat dengan rasa yang berjauhan. Jari manis dekat dengan Jari tengah ketika ada proyek dan kepentingan yang harus gol, Jari manis jauh dengan kelingking ketika harta sudah harus dizakati. Dekatnya jari manis dengan jari tengah akan berlanjut kepada kedekatan dengan telunjuk, disinilah kisah nya berakhir, di Korupsi, Kolusi dan Nipotisme …
Idealnya seluruh jari ini bisa bersatu padu, apakah bersatu diujungnya dan tangan membentuk seperti kepala burung, atau bersatu dalam sebuah kepalan tangan. Yang pasti kebaikan akan lahir di tengah persatuan dan kesatuan, bukan dalam perpecahan.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!