Dengan strategi mobilitas vertikal dan horisontal, gerakan Islam harus berupaya melakukan langkah besar perbaikan kehidupan secara total.
Pertama, tamkin ad-diin, atau mengokohkan kembali nilai spiritual dan ajaran agama sebagai orientasi dan pedoman kehidupan semua warga negara. Agama mengajarkan prinsip dasar bahwa manusia dan kehidupan ini berasal dari Allah Sang Pencipta. Agama juga menunjukkan kepada manusia jalan-jalan untuk mengelola kehidupan sesuai kehendak-Nya. Dengan begitu, agama menjadi sumber moralitas dan perilaku yang benar dan baik bagi bangsa, termasuk semua pemimpinnya.
Kedua, tabdil al-hayah, atau melakukan rekonstruksi total terhadap berbagai aspek mendasar kehidupan: ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya, dengan landasan keadilan.
Ketiga, ri’ayah al-mashalih al-ijtimaiyyah, atau memelihara potensi kebaikan masyarakat. Salah satu pintu kehancuran sebuah negeri adalah ketika para pemimpin dan penduduknya tidak mau dan tidak mampu memelihara semua potensi yang telah dimiliki dan dibangunnya.
Ri’ayah al-mashalih al-ijtimaiyyah pada hakikatnya adalah sikap hidup seluruh penduduk negari beserta para pemimpinnya untuk berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, menjauhi segala hal yang bisa merusak dan selalu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Tiga langkah ini akan melahirkan kembali iklim ‘iman dan takwa’, sebagai syarat terbukanya pintu-pintu keberkahan hidup dari Allah SWT, Dzat Yang Maha Kaya.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf, 7: 96)
Allahu Akbar wa lillahil hamd!
0 komentar:
Posting Komentar