Selasa, 17 April 2012


Negeri  ini masih terbelenggu. Beragam masalah belum juga dapat ditangani dengan serius. Korupsi dan penyalahgunaan wewenang; kemiskinan dan pengangguran; kebodohan; kriminalitas dan kekerasan; krisis penegakkan hukum, kerusakan etika dan budaya, seolah-olah menjadi benang kusut  yang tak mungkin lagi dapat diurai. Walhasil, berlarut-larutnya persoalan ini tanpa solusi berarti dapat menimbulkan skeptisme dari sebagian kita, dan pada akhirnya cenderung melahirkan sikap egois dan tak mau tahu. Kondisi carut-marut seperti ini menjadi peluang bagi gerakan Islam untuk membuktikan bahwa mereka sebagai gerakan ishlah wa taghyir, dapat berkontribusi dan menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan bangsa tersebut.
Dengan strategi mobilitas vertikal dan horisontal, gerakan Islam harus berupaya melakukan langkah besar perbaikan kehidupan secara total.
Pertama, tamkin ad-diin, atau mengokohkan kembali nilai spiritual dan ajaran agama sebagai orientasi dan pedoman kehidupan semua warga negara. Agama mengajarkan prinsip dasar bahwa manusia dan kehidupan ini berasal dari Allah Sang Pencipta. Agama juga menunjukkan kepada manusia jalan-jalan untuk mengelola kehidupan sesuai kehendak-Nya. Dengan begitu, agama menjadi sumber moralitas dan perilaku yang benar dan baik bagi bangsa, termasuk semua pemimpinnya.
Kedua, tabdil al-hayah, atau melakukan rekonstruksi total terhadap berbagai aspek mendasar kehidupan: ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya, dengan landasan keadilan.
Ketiga, ri’ayah al-mashalih al-ijtimaiyyah, atau memelihara potensi kebaikan masyarakat. Salah satu pintu kehancuran sebuah negeri adalah ketika para pemimpin dan penduduknya tidak mau dan tidak mampu memelihara semua potensi yang telah dimiliki dan dibangunnya.
Ri’ayah al-mashalih al-ijtimaiyyah pada hakikatnya adalah sikap hidup seluruh penduduk negari beserta para pemimpinnya untuk berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, menjauhi segala hal yang bisa merusak dan selalu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Tiga langkah ini akan melahirkan kembali iklim ‘iman dan takwa’, sebagai syarat terbukanya pintu-pintu keberkahan hidup dari Allah SWT, Dzat Yang Maha Kaya.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf, 7: 96)
Allahu Akbar wa lillahil hamd!

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!