Rabu, 29 Februari 2012



  Ketika terjadi Perang Yanmurk Pasukan Muslim  hanya berjumlah  240 ribu, dan sedangkan   Pasukan Romawi berjumlah 1 juta 25 ribu dan tentunya ini merupakan peperangan paling besar perbedaan jumlah pasukan yang ada. Berbulan-bulan pasukan sudah berhadapan namun tidak juga terjadi peperangan, karena ada keragu-raguan diantara kedua pasukan. Akhirnya  Panglima awal Ubaidillah lalu diganti dengan Khalid bin Walid.
  Khalid bin Walid melakukan langkah awal yaitu Analisa Masalah. Ternyata Masalah terbesar menurut beliau adalah adanya keragu raguan dalam diri kaum muslimin. Dan ternyata bukan hanya pada kaum muslimin, tapi juga ada pada diri pasukan romawi. Pasukan muslimin ragu melakukan penyerangan karena mereka akan berhadapan dengan jumlah pasukan yang sangat besar dan tentunya dengan peralatan dan perlengkapan yang lebih siap. Sedangkan pasukan romawi juga ragu, karena mereka berhadapan dengan sebuah pasukan hebat yang memiliki reputasi yang tak pernah kalah.
  Akhirnya keragu-raguan inilah yang harus dihilangkan dan ditanamkan sebuah keyakinan. Keyakinan yang lahir dari sebuah kemantapan dan ketenangan hati (sakinatul qalbiyyah). Atas dasar inilah selanjutnya Khalid bin Walid melakukan orasi yang terkenal “Jangan sibuk menghitung jumlah musuh, sibuklah memenggal kepala mereka” 
  Faidza Azzamta Fa Tawakkal ‘alallah …. (Tafsir At Tabari : Azzam adalah kemantapan hati hasil syura kolektif, sehingga azzam adalah semangat kemantapan dan ketenangan (sakinah) kolektif.  Perasaan inilah yang lahir lebih dulu sebelum datangnya kemenangan. Seperti dikutip dalam Al Qur’an At Taubah, 26.
  Ibnu Taymiyyah (Syaikhul Islam) pernah mengatakan :  Afdhalul A’mal akhzul Wilayah . . . Sebaik-baiknya amal adalah merebut kekuasaan. 

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!