Ketika terjadi Perang Yanmurk Pasukan Muslim hanya berjumlah 240 ribu, dan sedangkan Pasukan Romawi berjumlah 1 juta 25 ribu dan
tentunya ini merupakan peperangan paling besar perbedaan jumlah pasukan yang
ada. Berbulan-bulan pasukan sudah berhadapan namun tidak juga terjadi
peperangan, karena ada keragu-raguan diantara kedua pasukan. Akhirnya Panglima awal Ubaidillah lalu diganti dengan
Khalid bin Walid.
Khalid bin Walid melakukan langkah awal yaitu Analisa Masalah. Ternyata
Masalah terbesar menurut beliau adalah adanya keragu raguan dalam diri kaum
muslimin. Dan ternyata bukan hanya pada kaum muslimin, tapi juga ada pada diri
pasukan romawi. Pasukan muslimin ragu melakukan penyerangan karena mereka akan
berhadapan dengan jumlah pasukan yang sangat besar dan tentunya dengan
peralatan dan perlengkapan yang lebih siap. Sedangkan pasukan romawi juga ragu,
karena mereka berhadapan dengan sebuah pasukan hebat yang memiliki reputasi
yang tak pernah kalah.
Akhirnya keragu-raguan inilah yang harus dihilangkan dan ditanamkan
sebuah keyakinan. Keyakinan yang lahir dari sebuah kemantapan dan ketenangan
hati (sakinatul qalbiyyah). Atas dasar inilah selanjutnya Khalid bin Walid
melakukan orasi yang terkenal “Jangan sibuk menghitung jumlah musuh, sibuklah
memenggal kepala mereka”
Faidza Azzamta Fa Tawakkal ‘alallah …. (Tafsir At Tabari : Azzam adalah
kemantapan hati hasil syura kolektif, sehingga azzam adalah semangat kemantapan
dan ketenangan (sakinah) kolektif.
Perasaan inilah yang lahir lebih dulu sebelum datangnya kemenangan.
Seperti dikutip dalam Al Qur’an At Taubah, 26.
Ibnu Taymiyyah (Syaikhul Islam) pernah mengatakan : Afdhalul A’mal akhzul Wilayah . . .
Sebaik-baiknya amal adalah merebut kekuasaan.
0 komentar:
Posting Komentar