Senin, 09 April 2012


Islamedia - Antara kita dan Burung, tapi bukan masalah mana yang lebih hebat untuk terbang, ini juga bukan urusan tentang siapa yang lebih pintar, juga bukan siapa yang lebih sempurna. Tetapi, siapa yang lebih bersyukur atas nikmat yang diberikan Sang Pencipta kepada dua makhluk ini.
Ahad itu, kebetulan cuaca pagi di kota Depok cukup cerah,  kusempatkan keluar kamar menikmati terbitnya sang mentari (yang kebetulan di lantai 3, dan bersebelahan dengan hutan UI).  Melihat sekian banyak aktivitas sekitar, pun terdengar bermacam suara.  Satu hal yang menarik, ketika telinga ini menangkap suara kicauan burung. Meski sebenarnya itu yang hal yang biasa, namun, pagi itu seperti menangkap ada hal lain di balik kicauan burung nan merdu.
Pikirku, “Mengapa Allah ta’ala menciptakan burung?”
Hati ini pun tak mau tinggal diam, dia mulai mencerna pertanyaan itu, seraya menjawab “mungkin itu bagian dari cara Allah ta’ala supaya manusia mau belajar dari ayat kauniyah-Nya,”
 
“seandainya burung itu bisa bicara”, pasti ketika si burung ditanya “mengapa engkau berkicau setiap pagi dan sepanjang hari?”
 
pasti burung itu akan menjawab “meski aku tidak seperti manusia yang lebih sempurna, tapi inilah caraku untuk bersyukur dan bertasbih kepada Allah ta’ala setiap pagi dan sepanjang hari tanpa terlambat semenit pun”
Pikiran, hati dan diri ini pun hening. Hening karena malu dari burung-burung itu mengingatkan diri ini atas segala yang sudah dilakukan di dunia ini. Kemudian teringat sebuah ayat Qauliyah di QS An Nuur : 41
“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”
Wahai diri, Itulah jawaban sesungguhnya, bahwa engkau tidak layak sombong, karena sering engkau kalah sama si burung yang selalu tepat waktu dalam bersyukur menyambut datangnya pagi, menyambut nikmat Allah ta’ala setelah dimatikan sementara dalam tidur di waktu malam.
Jadi, jangan sampai kalah sama burung kawan..
Ya Rabb, hamba malu.. malu karena enggan mempelajari ayat-ayat-Mu sedari dulu.. namun, hamba bersyukur Engkau masih mengingatkan diri ini untuk belajar, belajar dari ayat Qauliyah & ayat Kauniyah-Mu.. Ya Rahman, Istiqomahkan hamba di jalan-Mu, di jalan orang-orang yang tergerak hatinya untuk belajar dan memperbaiki diri.. Aamiin...[Aji Digda Wiguna/ada.web.id]

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!