PKS merupakan Partai yang memframe dirinya
kedalam sebuah kata “Kepedulian”. Kepedulian yang memunculkan dan mengejawantah
dalam bentuk pelayanan.
Frame inilah yang terlihat jelas pada sosok
bapak muda, yang dari sejak kecilnya sampai dewasa berada di pinggiran pulau
Kalimantan, di bawah kaki pegunungan meratus yang terbentang panjang. Sampai dewasa
tak pernah bepergian jauh, kecuali hanya disekitar provinsi Kalimantan Selatan,
tak jauh dari kota kelahirannya Pandawan, Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah.
Bapak muda yang lahir pada 5 november 1978 atau sekitar 34 tahun lebih ini memiliki
tiga orang anak, membangun rumah tangga dalam sebuah rumah sederhana di Desa
Palajau. Bersosok tubuh tidak terlalu besar dengan perilkau dan pakaian seperti
orang kebanyakan, banyak orang yang tak mengira kalau sosok ini adalah seorang
anggota dewan dan mantan Ketua DPD PKS Kab. HST, Partai Pemenang Pemilu 2004
dan 2009.
Sosok bapak ini adalah Supriyadi, yang lebih
akrab biasanya di banua dipanggil dengan “Guru Usup”. Hidup keseharian yang kebanyakannya
menggunakan sepeda motor, gaya pergaulan yang santun, ramah dan murah senyum
tentunya merupakan gaya pergaulan yang disukai masyrakat.
Tak banyak yang berpengaruh dalam hidupnya,
kecuali ketika menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dan
bertemu dengan sebuah pengajian yang biasanya disebut dengan liqa atau halaqah,
dari sinilah akhirnya banyak hal yang merubah arah hidupnya.
Menjadi anggota dewan sejak 2004-2009 dan 2009
sampai nanti 2013, menjadi pintu pembuktian pengabdian supriyadi kepada
masyarakat.
Hampir setiap kali ada musibah baik itu
kebakaran, banjir dll, supriyadi bersama tim PKS selalu turun membantu dan
langsung turun ke tempat kejadian, “kan buhanya tu warga kita jua” (bahasa
banjar, baca : kan mereka juga warga kita) jar supriyadi. Walaupun datang hanya
dengan sedikit bantuan namun inilah wujud dar kepedulian kita, tambahnya.
Bapak muda yang sedari kecilnya sering
kesawah (“bahuma” dalam bahasa banjarnya) membantu orang tua, sampai ketika
mahasiswa pun masih sering “bahuma” ini menambahkan bahwa ia juga sering
menggunakan mobil dinasnya untuk membawa orang sakit ke rumah sakit ataupun
dari rumah sakit balik ke rumah, dan itu bukan sekedar warga yang ada di
kampung atau kecamatannya tapi juga sering dari kecamatan-kecamatan yang lain,
dan inipun dilakukan supriyadi dengan gembra dan ikhlas, bahkan biasnya
langsung disetir sendiri, “biar lebih banyak pahalanya” ujar nya menambahkan.